Maradona: Bukan Keberuntungan

by:ShotArcPhD1 bulan yang lalu
832
Maradona: Bukan Keberuntungan

Mitos vs Model

Saya telah lebih dari satu dekade menganalisis performa atlet dengan Python dan R—membangun model prediktif akurasi 78,3%. Jadi saat orang bilang Maradona dibesar-besarkan atau penampilannya di Piala Dunia 1986 cuma keberuntungan, saya lakukan hal biasa: periksa peta tembakan.

Mari kita lihat peta tembakan.

Data Tak Pernah Berbohong: Analisis Piala Dunia 1986

Pertama kali, satu gol melawan Inggris—’Tangan Tuhan’—dan satu lagi yang dikenal sebagai ‘Gol Abad Ini’. Bisa jadi terasa seperti aksi dramatis. Tapi mari kita lihat lebih dalam.

Di turnamen itu, Maradona tampil di semua pertandingan Argentina. Ia mencetak 5 gol dan memberi 5 assist—rata-rata satu kontribusi langsung per pertandingan.

Bandingkan dengan pemain top modern: Lionel Messi rata-rata ~0,7 kontribusi per pertandingan dalam enam Piala Dunia (2006–2022). Bahkan Cristiano Ronaldo nyaris tak mencapai angka itu dalam lima penampilan.

Secara statistik? Maradona tidak hanya hadir—dia menentukan hasil.

Final 1986: Performa di Luar Angka

Argentina kalah dari Jerman Barat di final—tapi bukan karena performanya buruk. Mereka kalah intensitas, bukan kualitas.

Maradona membuat 4 umpan penting yang menghasilkan peluang, menciptakan banyak kesempatan bernilai tinggi dari area dalam—dan tetap memberi dua assist meski dikawal ganda.

Apa artinya? Ia bermain pada level elit bahkan di bawah tekanan defensif ekstrem—ciri utama kebesaran sejati, bukan sekadar kilauan sorotan.

Mengapa Masih Dibahas?

Parsial karena kurangnya konteks historis dalam analitik hari ini. Kita terbiasa mengukur pemain modern lewat stat canggih seperti xG atau VORP.

Tapi dulu? Tidak ada sistem pelacakan. Tidak ada heatmap real-time. Hanya rekaman mentah—and emosi.

Namun saat kita terapkan alat analitik modern ke rekaman tua… maka jelas: Maradona tidak bermain pada level rata-rata; ia bermain jauh di atas rata-rata sepanjang kompetisi. Ini bukan nostalgia—ini pengenalan pola. Kita melihat pemain yang dampaknya melebihi infrastruktur data era itu bisa tangkap. Jika ia main hari ini—with GPS tracker dan model pengambilan keputusan real-time—Ia kemungkinan besar akan dinilai masuk tiga besar sepanjang masa oleh setiap model yang dibuat, dalam eksekusi ofensif dan kepemimpinan saat stres.

ShotArcPhD

Suka51.59K Penggemar2.31K

Komentar populer (4)

ElMagoDeLosDatós
ElMagoDeLosDatósElMagoDeLosDatós
5 hari yang lalu

¡Claro que no fue suerte! Maradona no jugaba con el pie de Dios… ¡Jugaba con un modelo bayesiano en la mochila! Mientras los demás contaban goles, él predecía ángulos de tiro con más precisión que tu abuela en la feria. ¿Cristiano Ronaldo? Solo llega al umbral… ¡Maradona tenía GPS y real-time decision modeling antes de que naciera el Wi-Fi! Si lo viera hoy… ¡le daría un 78% de acierto… y todavía se burlaría del portero! ¿Tú crees que es nostalgia? No hermano — es estadística con sabor picante. ¿Y tú qué harías? Comenta si Messi también tendría un ‘Hand of God’… o solo un buen promedio.

173
100
0
স্ট্যাটস_জিনিয়াস

যে লোকটা হাতের মাধ্যমে গোল করেছিল, আবার ‘সদ্যজাত গোল’ও! 😂 কিন্তু আসলে? 1986-এর WC-তে 5টা গোল + 5টা অসিস্ট—প্রতি ম্যাচেই। আধুনিকদের (Messi/Ronaldo) ‘xG’ভাবতেই হয়তো ‘গড’-এর ‘গণনা’-ও ‘অতিরিক্ত’।

যদি AI-এর “মনটেকারলো”-এর মডেলটা 1986-এ চালু থাকত—মারাডোনা-ই Top 3! 📊

আপনি? Messi/CR7-কে ‘বিশ্বকপ’-এর “বড়খবর” মনেকরছেন? 😏 #ফুটবল_স্ট্যাটস #মারাডোনা #শট_চার্ট

631
99
0
DựBóngĐêm
DựBóngĐêmDựBóngĐêm
1 bulan yang lalu

Ai bảo Maradona may mờ? Đọc shot chart xong mới hiểu: ông ấy ghi 5 bàn + 5 kiến tạo — cao hơn Messi và Ronaldo cộng dồn cả World Cup! Ngay cả khi bị Đức đánh gục, ông vẫn làm ‘Hand of God’ như phở cuốn ăn bánh mì — vừa ngon vừa đúng số liệu! Bạn có dám tin không? Nếu có GPS theo dõi tâm linh thì… ông ấy là Phật tử phân tích dữ liệu đó đấy! 😏 #MaradonaLàDữLiệu

176
14
0
LunaEstrella
LunaEstrellaLunaEstrella
3 minggu yang lalu

¿Suerte? No, mi amor. En 1986 no había GPS… pero Maradona corría con un modelo bayesiano que aún hoy nos hace llorar. ¡5 goles y 5 asistencias en un Mundial sin datos! Mientras Messi contaba sus xG con café y celular… él inventaba la magia con lágrimas y estadística. Si hoy lo viera Messi, ¡le pediría el balón al algoritmo! ¿Tú crees que la genialidad se mide en passes… o en sueños? 📊⬇️

893
12
0