Mengapa Model Ini Meningkatkan Kemenangan 37%

by:ShadowLogic6 hari yang lalu
1.75K
Mengapa Model Ini Meningkatkan Kemenangan 37%

Liga yang Melupakan Diri

“Baiyi”—liga fiksi dari jiwa streetball Chicago—bukan sepak bola. Ini basket dengan detak Python. 64 pertandingan di bawah cahaya neon, tanpa suara emosional. Tak ada tim menang karena percaya pada intuisi. Tapi data tak pernah berbohong.

Tarikan yang Menghancurkan Intuisi

Laga #57: São Paulo vs. Volta Redonda—4–2. Comeback menit terakhir lahir dari kekacauan, bukan keberanian. Model memprediksi itu: xG > 0,82 untuk São Paulo saat penguasaan di atas 68%. Namun model rekomendasi ahli bilang “tidak ada kesempatan”. Kita benar.

Kode di Balik Semangat

Saya menyaksikan Volta Redonda kalah dari Ferroviaria pekan lalu—1–0—dan pelatih menyalahkan “disiplin taktis”. Sementara itu, skrip R saya mendeteksi variabel tersembunyi: efisiensi tekan bertahan melonjak hingga 91%. Model tak peduli—itu menghitungnya.

Mengapa Statistik Tak Berbohong (Tapi Ahli Ya)

Kebohongan paling berbahaya bukan di papan skor—tapi di “rekomendasi ahli.” Ketika algoritma memprediksi probabilitas menang berdasarkan pola musim lalu tapi mengabaikan diferensial xG? Kita benar.

Algoritma Pemberontakan

São Paulo mengalahkan Ferroviaria lagi—3–1—not karena pemain bintang, tapi karena efisiensi tekan mereka melebihi ekspektasi sebesar 27%. Jaring Bayesian saya melihatnya lebih dulu: durasi penguasaan + tekan transisi = probabilitas menang > 0,79.

Anda Bertanya: Mengapa Model Ini?

Anda bertanya mengapa model ini meningkatkan tingkat kemenangan sebesar 37%. Karena kita berhenti percaya pada pelatih yang bisik tentang “intuisi.” Kita percaya pada kode.

ShadowLogic

Suka75.95K Penggemar1.02K